Kampung Bena terletak di Kabupaten Ngada, Flores Tengah, tepatnya
Kecamatan Jerebuu, dan menjadi bagian dari desa Tiworiwu. Dari Bajawa,
ibukota Kabupaten Ngada, kita tinggal menempuh empat puluh lima menit
perjalanan dengan mobil.
Bena merupakan sebuah kampung kecil yang terletak di tengah-tengah
daerah pegunungan selatan Flores, di tengah lembah yang terbentuk oleh
lingkaran pegunungan tersebut. Padang rumput yang diselingi kelompok
pepohonan adalah kondisi vegetasi setempat.
Penduduk Bena termasuk ke dalam suku Bajawa. Mayoritas penduduk Bena
adalah penganut agama Katolik. Umumnya penduduk Bena, pria dan wanita,
bermata pencaharian sebagai peladang. Untuk kaum wanita masih ditambah
dengan bertenun.
Pada awalnya hanya ada satu klan di kampung ini yaitu klan Bena.
Perkawinan dengan suku lain melahirkan klan-klan baru yang sekarang ini
membentuk keseluruhan penduduk kampung Bena. Hal ini bisa terjadi
karena penduduk Bena menganut sistem kekerabatan matriarkat.
Pada
saat klan baru akan terbentuk maka berlangsunglah suatu upacara yang
diakhiri dengan pendirian ngadhu, berbentuk seperti payung (simbol
pihak keluarga laki-laki) dan bagha, berbentuk seperti rumah (simbol
keluarga perempuan).
Rumah keluarga pria menjadi sakalobo, sementara rumah keluarga
wanita menjadi sakapu'u, keduanya menjadi rumah pokok klan baru
tersebut. Sepasang rumah pokok itu menggambarkan prinsip hidup penduduk
setempat bahwa di dunia ini manusia hidup berpasangan pria dan wanita.
Secara umum prinsip ini juga dapat dibaca dari perletakan rumah di Bena
yang berhadapan satu sama lain mengelilingi sebuah lapangan terbuka di
tengah desa.
sumber : frista fradia sati(universitas pancasila)