Merupakan tarian magis dari Suku Rongga di Kecamatan Kota Komba.
Tarian Vera mengisahkan kesedihan atau ratapan dari seorang gadis karena
saudara kembarnya meninggal. Konon dulu ada sepasang gadis yang
terlahir kembar siam dengan posisi badan saling berdempetan.
Saat menginjak remaja salah seorang gadis kembar tersebut jatuh sakit
dan akhirnya meninggal. Karena gadis yang meninggal tersebut tidak bias
dipisahkan dari gadis yang hidup maka mayatnya membusuk dan terus
menempel di punggung gadis tersebut.
Merasa iba dengan saudara kembarnya yang telah meninggal, akhirnya
gadis yang masih hidup tersebut meminta kepada orang tuanya untuk
dikuburkan dalam keadaan hidup bersama dengan saudara kembarnya yang
telah meninggal. Tarian Vera diangkat untuk mengenang ratapan dari gadis
yang meratapi kematian saudara kembarnya. Pada saat ini masyarakat Suku
Rongga sering mementaskan tarian Vera pada saat ritual kedukaan dan
upacara gembira. Tarian Vera dipentaskan oleh pria dan wanita dalam
bentuk barisan. Laki-laki terpisah dari perempuan dan para penari saling
berangkulan membentuk kombinasi yang tidak terpisahkan seperti halnya
kedua gadis malang tersebut.
Mereka menari sambil bernyanyi menggunakan bahasa Rongga sambil
perpegangan tangan dan sesekali mengangkat tangan dan salah satu kaki ke
depan. Hal ini melambangkan semangat kesatuan yang terjalin antara
mereka untuk menjaga keharmonisan hidup bersama sehidup semati. Lagu
yang dinyanyikan berisi nasihat dan wejangan tentang kehidupan yang
berkaitan dengan suasana di mana tarian tersebut dipentaskan.
0 komentar:
Posting Komentar