Danau Kelimutu dan Keragaman Budayanya

Salah satu keindahan yang ditawarkan Flores khususnya di kabupaten Ende adalah Danau Kelimutu. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih.Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat. Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Wisatawan dari seluruh belahan dunia rela menyeberangi luasnya lautan hanya untuk menyaksikan fenomena alam ini. Kalau anda ingin berkunjung sebaiknya menuju Kelimutu di pagi hari, bermalam di Moni. Moni memiliki beberapa penginapan dengan fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan untuk Anda bermalam. Udaranya yang sejuk dan terdapat banyak pepohonan yang rimbun serta masyarakatnya yang ramah,santun dan bisa berbicara bahasa indonesia secara baik menjadikan daerah ini menjadi daerah wisata yang sangat di perhatikan oleh pemerintahan setempat jadi sangat benar benar terawat keasriannya pemandangan di Moni terlihat indah dan hijau.selesai anda ke danau tiga warna atau kelimutu anda juga bisa sejenak melihat kampung tradisional di Wiwipemo dan koanara di sekitar kelimutu terdapat banyak kampung tradisional dan batu batu megalik yang umurnya sudah ratusan bahkan udah ribuan tahun yang lalu kampung tradisionalnya misalnya kampung tenda, wolojita, ngela, sesobhoko, dan masih banyak lagi. Dan anda bisa jumpai ritual adat yang sayang untuk di. Lewati seperti 
" Gaga Jala "adalah ritual pembersihan jalan di bulan Maret.

"Wari Pare "adalah ritual jemur padi sekitar bulan April atau Mei. 

"Wa'u Tosa" adalah ritual adat penggilingan padi tradisional sekitar bulan September.

"Jokaju "adalah ritual adat atau pesta rakyat untuk mengucap syukur kepada yang maha kuasa terhadap hasil panen yang berlimpah serta dilaksanakan sekitar bulan oktober seperti yang pernah diadakan di desa tenda, kita akan saksikan tarian adat gawi yang original dengan irama hentakan kaki yang terdengar seperti irama musik. Dan barisan tarian ini bentuknya seperti ular ,tarian gawi itu merupakan tarian kebanggaan suku ini,dan suku yang lain bahkan tarian ini menjadi simbol tarian pemerintahan setempat
http://www.youtube.com/watch?v=FWJkZzC2CwU
gawi tenda.flv
 Ini adalah gawi nua Tenda.sebuah perkampungan di desa Tenda, kecamatan wolojita
" Nai Keu" adalah ritual adat memetik kelapa dan pinang sekitar bulan Februari (terutama untuk panen kelapa di bulan Maret, Juni,September, dan Desember). 

"Nggera Kibi" yaitu ritual adat untuk membersihkan lumbung padi sekitar bulan Oktober
Masih banyak ritual adat lainnya dan keanekaragaman ini yang mempersatukan mereka adalah bahasa indonesia

Sekian Semoga bermanfaat
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Share on Google Plus

About Noemplas